Pengalaman penulis mengenal Wedha's Pop Art atau yang biasa dikenal WPAP pertama kali saat duduk di bangku perkuliahan D3 Politeknik Negeri Jakarta. Saya yang memiliki latar belakang program studi Teknik Grafika memiliki kawan-kawan jurusan khususnya dengan program studi Desain Grafis. Berangkat dari pergaulan tersebut, akhirnya sedikit banyak mengenal karya - karya grafis maupun seni rupa. Pertama kali melihat WPAP saat penulis sedang berada di sekretariat Himpunan Mahasiswa Grafika dan Penerbitan (HMGP), pada dinding sekretariat tersebut terlihat sebuah bingkai besar dengan gambar seseorang di dalamnya (kalau tidak salah gambar muka artis) dan tertulis watermark WPAP di dalamnya.
Hal yang membuat makin saya tertarik adalah saat tau bahwa gaya seni populer tersebut diciptakan oleh seniman anak bangsa, Pak Wedha Abdul Rasyid namanya. Tentu saja Wedha's Pop Art diambil dari nama depan beliau. WPAP ini sangat booming pada saat itu karena buat penulis melihat karya dengan ilustrasi patah-patah dan full colour menjadi daya tarik sendiri.
Pada saat yang sama, penulis menjadi panitia diberbagai kegiatan atau acara kampus. Karena begitu terkesannya dengan WPAP, penulis selalu mengusulkan untuk cinderamata pengisi acara bisa diberikan WPAP. Karena pada saat itu kami (mahasiswa) memiliki keterbatasan dari segi dana, maka penulis mengusulkan untuk panitia membuat WPAP sendiri dengan kemampuan yang kami miliki.
Wedha's Pop Art begitu menarik untuk dikaji dan dianalisis, apa yang menjadi petanda dan penanda yang melatarbelakangi Pak Wedha dapat tercetus untuk membuat karya seperti itu, dan apa yang menjadi daya tarik bagi penikmatnya sehingga begitu booming nya WPAP pada saat itu.
---
Fikri Azmi
202046579014
Komentar
Posting Komentar